PRESIDEN DIREKTUR PT TRUBA JAYA ENGINEERING
MENGELOLA MANUSIA DENGAN CARA MANUSIA
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan dan Pengembangan SDM
Berawal dari falsafah ke¬pe¬mimpinan yang sederhana “Piye enake, apa enake, ayo dirembug bareng” yang kurang lebih artinya adalah ”bagaimana dan apa yang mesti dilakukan agar lebih baik, ayo kita diskusikan bersama”. Se¬gala yang terkait dengan perusahaan ha¬rus dibicarakan dan perlunya un¬tuk tetap memelihara kekom¬pa¬kan tim, semangat kerja serta jiwa men¬¬cintai perusahaan sebagai mo¬dal untuk terus mengembangkan dan membesarkan PT Truba Jaya Engineering. Falsafah kepemimpinan ini mulai diterapkan sejak Kirtiyoso menjadi Presiden Direktur PT Truba Jaya Engineering dan sampai saat ini falsafah tersebut masih menjadi pedoman presiden direktur dalam pelaksanaan pengelolaan karyawan.
Falsafah kepemimpinan sederhana tersebut ternyata banyak melahirkan program-program yang diterapkan PT Truba Jaya Engineering dalam mengelola karyawannya yang sering diungkapkan oleh Kartiyoso sebagai mengelola manusia dengan cara manusia. Kartiyoso sendiri adalah seorang mantan anggota TNI AD selama 32 tahun, Kirtiyoso merupakan sosok yang tegas, terlihat dalam caranya bertutur kata, jelas dan lantang. Walaupun ciri khas disiplin militer tetap membekas dalam kesehariannya namun kepemimpinannya tetap diimbangi dengan gaya ciri khas orang Yogyakarta, sopan dan lembut. Presdir PT Truba Jaya Engineering ini adalah putera pasangan abdi dalem Keraton Yogyakarta yang terbiasa bertutur kata pelan.
Kartiyoso mengungkapkan pada dasarnya kepemimpinan adalah manajerial. Kartiyoso juga mengatakan bahwa Truba Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, konstruksi itu jasa, dan jasa itu berarti tenaga manusia. Jadi intinya adalah Truba Jaya ini jualan jasa. Karena jualan jasa, maka human adalah modal pokok perusahaan. Karena modal pokok itulah, makanya human ini yang harus dipelihara, dirawat dengan baik dan diberdayakan. Kartiyoso juga beranggapan bahwa manusia itu intinya ingin sejahtera sesuai dengan tingkatannya masing-masing. Di tingkat bawah, kesejahteraan adalah masalah makan, pakaian, dan tempat tinggal. Di tingkat yang lebih tinggi lagi, ditambah dengan kepandaian. Semakin tinggi lagi semakin meningkat kesejahteraan yang diharapkan. Kartiyoso menggunakan tingkatan-tingkatan ini untuk memenuhi kesejahteraan karyawannya. Hal-hal seperti itu dilakukan supaya karyawan memiliki kebanggaan terhadap perusahaan. Jika karyawan punya kebanggaan, maka bagaimana pun juga karyawan akan bekerja dengan baik, jujur, demi perusahaan karena perusahaan juga memikirkan karyawan.
Pesan yang selalu disampaikan oleh Kartiyoso selaku Presiden Direktur PT Truba Jaya Engineering untuk karyawannya adalah “banggalah dengan prestasi yang tinggi, tetapi jangan membuatmu tinggi hati”. Pesan tersebut saat ini dituliskan dalam buku agenda/organizer yang akan dijadikan kenang-kenangan dari Pak Kirtiyoso untuk para karyawan.
Beberapa contoh penerapan Manajemen Bersumber Daya (MBD) pada PT Truba Jaya Engineering antara lain:
1. Menggali potensi insani
PT Truba Jaya Engineering menggali potensi insasi sudah terlihat pada saat merekrut Kartiyoso sebagai Presiden Direktur. Kartiyoso adalah lulusan SMA lalu masuk akademi yang kebetulan di bagian teknik. Dia tidak mempunyai kemampuan akademik di bidang kelistrikan. Dia mempelajari hal itu di Truba. Kartiyoso ditugaskan di bidang yang sama sekali baru, membuat dia banyak belajar. Dia bergabung dengan Truba Jurong Juni 1998 dan pensiun dari TNI 1 Desember 1998. Ketika itu dia menjabat sebagai direktur administrasi dan dia harus beradaptasi sekitar dua sampai tiga tahun hingga akhirnya dia diangkat sebagai Presdir tahun 2001.
Sebetulnya Kartiyoso hanya tahu masalah teknik yang sangat mendasar. Tetapi, untuk menjadi pimpinan di satu lembaga, PT Truba Jaya Engineering berprinsip tidak perlu menjadi ahli teknis. Yang penting adalah bagaimana menggerakkan para ahli. Mereka perlu dipimpin, diarahkan, untuk disambungkan dengan semua bagian. Dan sejak mulai menjabat sebagai Presdir, Kartiyoso terus mengelola karyawan dengan konsep-konsep pendekatan manusiawi.
2. Kepedulian terhadap karyawan
PT Truba Jaya Engineering mengelola manusia dengan cara manusia. Katiyoso mengungkapkan kalau alat diperlakukan sebagai alat, kalau manusia sangat beda kebutuhannya. PT Truba Jaya Engineering di sini memiliki ahli-ahli teknik yang tidak jarang dikirim ke luar kota atau ke luar negeri sampai berbulan-bulan. Para ahli tersebut meninggalkan keluarga di rumah. Mereka yang pergi pastinya tidak tenang kalau perusahaan tidak memikirkan keluarganya yang ditinggal di rumah. Dengan dasar itu PT Truba Jaya Engineering selalu menengok dan mengurus kesehatan dari keluarga yang ditinggalkan oleh para tenaga ahli yang dikirim tersebut.
Satu contoh yang dilakukan oleh PT Truba Jaya Engineering dalam kepedulian sosial adalah pada saat banjir PT Truba Jaya Engineering menyedikan posko untuk membantu karyawan yang terkena banjir, termasuk tetangganya. Membantu tetangga juga memberikan kebanggan kepada karyawan. Hal ini akan menjadi kebanggan tersendiri bagi karyawan karena jika ada tetangga yang merasa berterima kasih pada perusahaan maka itu menjadi kebanggan yang luar biasa bagi karyawan. Tujuan utama dari kepedulian ini adalah memang membuat karyawan memiliki kebanggaan terhadap perusahaannya. Kalau karyawan bangga dengan perusahaan, maka karyawan akan pelihara dan akan bekerja sebaik-baiknya.
3. Pelatihan non spesialisasi
Untuk masalah skill, karyawan tetap dikursuskan. Dalam satu tahun, paling tidak PT Truba Jaya Engineering menghabiskan dana training Rp 1,5 miliar. Bahkan khusus di tahun 2008, PT Truba Jaya Engineering menyediakan Rp 10 miliar. Tahun 2008 PT Truba Jaya Engineering menghadapi load besar, khususnya PLN dengan program 10 ribu megawatt (MW). Kebetulan Truba adalah perusahaan utama pemasang boiler di atas 200 MW. Itu PT Truba Jaya Engineering ahlinya.
Training yang diberikan PT Truba Jaya Engineering tidak temporer, untuk menghadapi program 10 ribu MW saja. Training yang diberikan tersebut bersifat umum. Hasil training ini bukan hanya akan dipergunakan untuk kebutuhan PLN saja, tapi juga kepentingan lain. PT Truba Jaya Engineering juga bergerak di bidang konstruksi minyak dan gas, kemudian pulp and paper, pertambangan, dan industri. Jadi karyawan betul-betul diperhatikan dalam hal keahlian dan tidak membiarkan mereka hanya tersepesialisasi pada satu keahlian saja.
4. Pendelegasian yang baik
Kartiyoso mengungkapkan bahwa Presdir itu tidak boleh sibuk. Presdir yang sibuk berarti tidak melakukan pendelegasian dengan baik, jika itu terjadi maka manajemennya pasti tidak baik. Menurut Kartiyoso Dengan pendelegasian, ide anak buah bisa berkembang dan secara teknis mereka adalah ahlinya. Presdir cukup mengarahkan dan memimpin mereka. Hal tersebut lah yang diterapkan di PT Truba Jaya Engineering, presdir percaya bahwa karyawannya adalah orang-orang yang ahli dibidangnnya, sehingga presdir tidak begitu sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat teknis.
Pendelegasian menawarkan sejumlah keuntungan potensial, bila dilaksanakan dengan cara yang sesuai. Salah satu keuntungan potensial pendelegasian, adalah perbaikan kualitas keputusan. Pendelegasian besar kemungkinannnya akan memperbaikai keputusan bila seseorang bawahan mempunyai lebih banyak keahlian dalam cara melaksanakan tugas dibanding dengan pimpinan. Kualitas keputusan juga akan meningkat bilamana pekerjaan dari bawahan tersebut meminta tanggapan yang cepat terhadap suatu situasi yang berubah dan bila garis komunikasi tidak mengijinkan pimpinan untuk memantau situasi tersebut dari dekat dan membuat penyesuaian dengan cepat. Karena bawahan tersebut berada lebih dekat dengan masalahnya, dan mempunyai lebih banyak informasi yang relefan mengenai masalah itu dibanding dengan pimpinan maka keputusan yang lebih cepat dan lebih baik dapat dibuat oleh bawahan tersebut.
Hal tersebut diatas senada dengan apa yang diungkapkan oleh Gary Yukl (2009, 12) Pendelegaisan yang baik memberikan banyak manfaat diantaranya:
a. Mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri bawahan
b. Membuat bawahan mampu menghadapi masalah dengan cepat
c. Meningkatkan keputusan dengan memindahkannya dekat dengan tindakan
d. Meningkatkan komitmen bawahan terhadap sebuah tugas
e. Membuat pekerjaan menjadi lebih menarik bagi bawahan
f. Mengurangi beban kerja pimpinan sehingga dapat mengelola waktu dengan baik
g. Menghilangkan tugas-tugas membosankan yang tidak ingin pemimpin lakuka
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Mengelola Manusia dengan Cara Manusia, http://www. infoanda.com/linksfollow.php?lh=BVFSVgJcAANV
Anonim, 2009, Pensiun Sebagai Menteri, Masih Ngurus Pekerja sebagai Presdir PT Truba Jaya Engineering, http://www.rmexpose. com/detail_top_executive_baru.php?id=762&judul=Pensiun%20Sebagai%20Menteri,%20Masih%20Ngurus%20Pekerja
Anonim, Lepas Sambut Presiden Direktur PT Truba Jaya Engineering, http://tje-media.com/2009/11/lepas-sambut-presiden-direktur/
Yulk Gary, 2009, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Kelima, PT Indeks, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar